Journalinti – Literasi keuangan yang kuat menjadi fondasi utama bagi generasi muda untuk berinvestasi dengan cerdas. Prinsip utama yang perlu diterapkan adalah memahami peluang dan risiko serta cermat memilih instrumen investasi. Kombinasi kedua prinsip inilah yang akan menentukan hasil investasi yang menguntungkan—cermin dari filosofi cerdas, cermat, dan cuan. Hal ini mengemuka dalam kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) Tahun 2025 di Universitas Hindu Indonesia, Bali, (24/11/2025).
LIKE IT merupakan inisiatif bersama Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang bertujuan meningkatkan literasi serta memperluas basis investor ritel terutama di kalangan muda.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menjelaskan tiga kunci utama yang disebut 3M dalam pengelolaan keuangan cerdas. Pertama, Melek Digital, yakni pemahaman risiko dan prioritas memilih instrumen investasi yang resmi dan berizin. Kedua, Merencanakan keuangan sejak dini dengan membangun kebiasaan menyisihkan dana darurat, menghindari utang konsumtif, dan menabung serta berinvestasi. Ketiga, bersikap seperti pelari marathon—sabar dan konsisten karena hasil investasi terbaik didapat dalam jangka panjang, bukan instan.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS, Farid Azhar Nasution, menekankan pentingnya pengelolaan keuangan bijak sebagai kunci ketahanan finansial. Ia mengimbau generasi muda untuk mulai menyisihkan penghasilan, bukan hanya menyisakan, agar memiliki dana cadangan operasional dan darurat. Setelah likuiditas tercukupi, dana surplus dapat diinvestasikan pada instrumen yang dipahami dan legal.
“Kebiasaan menabung dan investasi secara terdiversifikasi sejak dini harus dibangun,” ujar Farid.
Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kemenkeu, Masyita Crystallin, menambahkan beberapa pertimbangan penting dalam berinvestasi, seperti profil risiko (risk averse, moderat, risk taker), jangka waktu investasi, dan diversifikasi risiko.
“Pentingnya investasi pendidikan bagi generasi muda sebagai modal masa depan yang gemilang”, katanya.
Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Irhamsah, mengingatkan agar investor memastikan produk investasi memiliki izin resmi guna mengurangi risiko investasi ilegal. OJK pun membentuk Satgas PASTI untuk memberantas aktivitas keuangan ilegal dan menjaga stabilitas pasar keuangan.
LIKE IT 2025 yang berlangsung di Bali merupakan event ketujuh sepanjang tahun ini setelah keliling enam kota besar di Indonesia dan telah menjangkau lebih dari 22 ribu peserta muda. Sebagai penutup rangkaian LIKE IT, kegiatan ini diharapkan dapat membantu generasi muda semakin melek keuangan dan investasi, sekaligus memperkuat pasar keuangan nasional. (vv)















