Journalinti.id – Di tengah gejolak ekonomi global saat ini, perekonomian Provinsi Sumatera Selatan terbukti memiliki resiliensi tinggi dan mampu bangkit lebih cepat. Perekonomian Sumatera Selatan di TW III 2022 tumbuh 5,34% (yoy), dan telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebagaimana sebelum pandemi COVID-19 dengan pertumbuhan diatas 5%.
Dari sisi perkembangan harga, kenaikan harga pangan dan energi dunia telah berdampak pada peningkatan tekanan inflasi pangan ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Secara tahunan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2022 tercatat sebesar 6,51% (yoy). Peningkatan inflasi di Provinsi Sumatera Selatan terutama didorong oleh inflasi volatile food.
Dari sisi sistem pembayaran, Bank Indonesia berupaya memperluas ekosistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk mendukung digitalisasi pembayaran di Sumatera Selatan. Sampai dengan saat ini, jumlah merchant QRIS di Sumatera Selatan telah mencapai 541.659 merchant yang terdiri dari berbagai sektor, antara lain UMKM, tempat ibadah, layanan kesehatan, pendidikan, transportasi, pariwisata, termasuk pembayaran retribusi atau pajak. Selain itu, user atau pengguna QRIS di Sumatera Selatan juga terus bertambah, saat ini jumlah pengguna QRIS di Sumatera Selatan mencapai 742.774.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tahun 2022 akan tumbuh pada rentang 4,72% s.d 5.57% (yoy). Sementara itu, di tahun 2023, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat sebagaimana tahun sebelumnya. Sementara itu untuk perkembangan inflasi, dengan upaya dan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi dalam mengendalikan inflasi daerah terutama inflasi komoditas pangan bergejolak (volatile food), diharapkan dapat membawa inflasi komoditas pangan bergejolak tidak lebih dari 5%, sehingga mendukung terjaganya daya beli masyarakat dan dapat membawa inflasi kembali ke kisaran sasaran 3±1% (yoy) pada 2023.
Di tingkat nasional, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3%, dan akan terus meningkat menjadi 4,7-5,5% pada 2024 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diprakirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023, seiring dengan tetap terkendalinya inflasi harga impor (imported inflation) dengan nilai tukar Rupiah yang stabil dan respons kebijakan moneter yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Nurcahyo Heru Prasetyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 yang digelar secara hibrida (daring dan luring) pada hari ini di Hotel Arista Palembang (30/11) menyampaikan bahwa Sumatera Selatan masih punya potensi besar untuk terus tumbuh dengan memanfaatkan beberapa celah ruang pertumbuhan ke depan didukung oleh sinergi, inovasi, dan optimisme yang perlu dijaga bersama. Berbagai potensi pertumbuhan yang dapat didorong antara lain dengan meningkatkan realisasi investasi melalui perbaikan iklim investasi, optimalisasi sektor pertanian dengan meningkatkan produktivitas, dan peningkatan nilai tambah komoditas unggulan melalui hilirisasi.
“Kita juga perlu terus meningkatkan inklusivitas ekonomi dan keuangan digital melalui digitalisasi sistem pembayaran seperti dengan QRIS dan kanal lainnya, serta menjaga kestabilan inflasi dengan memperkuat koordinasi kebijakan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)”, demikian disampaikan Nurcahyo Heru dalam kegiatan PTBI yang mengangkat tema “Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju”. Kegiatan ini diawali dengan menyaksikan bersama kegiatan PTBI pusat di Jakarta yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Dalam sambutannya Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Ir. S.A. Supriono dalam sambutannya di PTBI menyampaikan bahwa dengan berbagai tantangan perekonomian yang ada saat ini seperti kenaikan harga pangan dan energi dunia, telah berdampak terhadap kenaikan harga di dalam negeri. Namun, pemerintah pusat dan daerah telah berupaya dan mengantisipasi agar tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sampai terpuruk akibat dari krisis energi. Pemerintah secara aktif melalui Kementerian-Kementerian terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) berkoordinasi aktif dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) seluruh Indonesia untuk mengawal tingkat inflasi Nasional dan Daerah.
“Pada pengendalian inflasi di Sumatera Selatan, kami melaksanakan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), agar dapat membuat masyarakat lebih mandiri dalam menyediakan kebutuhan pangannya”, ujar Supriono.
Dalam kesempatan PTBI ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga memberikan penghargaan Bank Indonesia Award tahun 2022 kepada 3 stakeholders sebagai apresiasi dalam dukungan pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Penghargaan ini juga merefleksikan sinergi antara Bank Indonesia dan stakeholders dalam mempercepat pemulihan ekonomi daerah.
Penghargaan yang diberikan antara lain Media Partner terbaik pendukung diseminasi kebijakan BI wilayah Sumatera Selatan tahun 2022 yang diberikan kepada Harian Bisnis Radar Palembang, UMKM binaan/mitra BI terkolaboratif wilayah Sumatera Selatan Tahun 2022 yang diberikan kepada Palembang Souvenir House (PASH), serta Mitra Strategis terkolaboratif dalam mendukung edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah wilayah Sumatera Selatan tahun 2022 yang diberikan kepada PT BRI ( Persero) Tbk, PT BPD Sumsel babel, dan PT BNI (persero) Tbk.
PTBI merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai perekonomian terkini, tantangan dan prospek kedepan, dan arah kebijakan Bank Indonesia sebagai bagian dari akuntabilitas publik, serta memperoleh arahan dari Presiden RI maupun Kepala Daerah. PTBI 2022 dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sumatera Selatan, pimpinan Forkompimda, para pimpinan instansi vertikal, akademisi, serta berbagai pelaku usaha di wilayah Sumatera Selatan. Masyarakat juga bisa mengikuti rangkaian PTBI melalui siaran langsung pada kanal media sosial Bank Indonesia dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia. (sil)