Sriwijaya Economic Forum: Investasi Jadi Motor Utama, Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,42% — Tertinggi Kedua di Sumatera

Journalinti – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sukses menggelar 2nd Sriwijaya Economic Forum di Ballroom Hotel The Excelton Palembang, Selasa (21/10/2025). Forum strategis ini mengusung tema “Strengthening Investment in South Sumatra to Enhance Economic Resilience Amid Global Headwinds” (Memperkuat Investasi di Sumatera Selatan untuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi di Tengah Gejolak Global).

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku usaha untuk mengevaluasi kinerja dan merumuskan langkah akselerasi ekonomi daerah.

Pertumbuhan Ekonomi Solid Ditopang Investasi

Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Drs. H. Edward Candra, M.H., yang mewakili Gubernur, menyampaikan kabar baik mengenai perkembangan ekonomi daerah.

“Perekonomian Sumatera Selatan menunjukkan ketangguhan luar biasa. Pada Triwulan II tahun 2025, pertumbuhan ekonomi daerah kita mencapai 5,42% (year on year), menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan tertinggi kedua di Pulau Sumatera,” tegas Edward Candra.

Beliau menjelaskan bahwa kinerja positif ini sebagian besar didorong oleh sektor investasi, yang pada periode yang sama tumbuh kuat sebesar 5,65%. Edward Candra menegaskan, investasi berkualitas adalah motor utama transformasi ekonomi Sumsel, yang tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat sektor hilirisasi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Strategi Pemprov Sumsel Menarik Investor

Dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi RPJMD yang lebih tinggi, Pemprov Sumsel memaparkan berbagai langkah konkret untuk memperkuat iklim investasi, antara lain:

  1. Penerapan Regulasi Insentif: Melaksanakan Perda dan Pergub yang mengatur pemberian insentif dan kemudahan perizinan berbasis risiko bagi investor.
  2. Kesiapan Proyek: Mempersiapkan dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO), yang memuat daftar proyek siap investasi di sektor-sektor strategis seperti energi, infrastruktur, pertanian, dan pariwisata.
  3. Sinergi Lintas Sektor: Mendorong kolaborasi untuk mengatasi tantangan klasik investasi, seperti sengketa lahan dan tumpang tindih regulasi antarinstansi.

Komitmen BI untuk Ekonomi Inklusif

Kepala Perwakilan BI Sumsel, Bambang Pramono, menambahkan bahwa Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan fiskal dan moneter di tingkat daerah.

“Realisasi investasi di Sumsel pada Triwulan II 2025 telah mencapai Rp12,67 triliun, dengan porsi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 79%, utamanya dari Singapura. Forum ini diharapkan menjadi wahana kolaboratif untuk membangun investasi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan angka, tetapi juga mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” tutup Bambang Pramono.

Lebih lanjut Bambang menyampaikan bahwa forum ekonomi ini dapat memberikan edukasi, wawasan, dan pemahaman bersama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga memperkuat sinergi kita semua dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel yang lebih tangguh dan berdaya saing,” tutupnya. (vv)