Journalinti – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mengadakan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Sumatera Selatan Edisi Mei, Kamis (11/7/2024) di Ballroom Hotel The Zuri Palembang.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil kajian Bank Indonesia terhadap berbagai aspek perekonomian Provinsi Sumatera Selatan.
Rangkaian kegiatan yang rutin setiap triwulan ini dirangkaikan dengan talkshow bertema “Navigating The New Source of Economic Growth in South Sumatera,” yang menghadirkan narasumber ahli, yaitu Kepala Bidang Perekonomian dan Pendanaan Pembangunan BAPPEDA Sumatera Selatan, Hari Wibawa, SP., MM., serta Ekonom Universitas Sriwijaya, Dr. Sukanto, SE, M.Si.
Kegiatan Diseminasi LPP ini dihadiri oleh Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Ir. Basyaruddin Akhmad, instansi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, akademisi, korporasi, perbankan, mahasiswa/i, serta jurnalis ekonomi dan bisnis di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Selatan. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat memperkuat upaya dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky P. Gozali, menyampaikan perkembangan ekonomi Sumatera Selatan yang tumbuh kuat pada triwulan I 2024 sebesar 5,06% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,94% (yoy).
Ricky mengapresiasi capaian perkembangan ekonomi Sumatera Selatan, yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera, dengan kontribusi sebesar 13,58% terhadap perekonomian Sumatera.
Namun, Ricky juga menggarisbawahi bahwa perkembangan ekonomi Sumatera Selatan selama ini sangat bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian, sehingga ketika terjadi guncangan pada sektor tersebut, pertumbuhan ekonomi dapat terpengaruh negatif.
Komitmen Net Zero Emission pada 2060 juga menjadi tantangan bagi sektor pertambangan dan penggalian. Oleh sebab itu, menurut Ricky, dibutuhkan pembahasan terkait potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Selatan selain sektor pertambangan.
Dalam talkshow tersebut, Hari Wibawa memaparkan bahwa 43% tenaga kerja di Sumatera Selatan bekerja di sektor pertanian dan perkebunan, sedangkan hanya 24% tenaga kerja yang bekerja di sektor pertambangan.
Hal ini menunjukkan potensi yang besar sektor pertanian dan perkebunan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Selatan memiliki kekayaan sumber daya perkebunan yang besar seperti kebun karet, kopi, dan kelapa sawit. Menurut Hari, pemerintah perlu berfokus pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk, karena saat ini produk dari sektor perkebunan hanya berupa barang setengah jadi.
Selain itu, Hari juga menilai bahwa potensi pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) di Sumatera Selatan dapat dikembangkan lebih lanjut, mengingat keberagaman kuliner, budaya, sejarah yang menarik, dan berbagai destinasi wisata yang ada di Sumatera Selatan.
Hari mengusulkan lima strategi diversifikasi ekonomi, yaitu penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi dan produktivitas ekonomi, penerapan ekonomi hijau, transformasi digital, serta integrasi ekonomi domestik dan pengembangan perkotaan dan pedesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan pernyataan Hari, Dr. Sukanto, SE, M.Si. mengungkapkan bahwa sektor pertanian, khususnya tanaman perkebunan, memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian Sumatera Selatan. Provinsi ini telah lama bergantung pada sumber daya alam seperti perkebunan, batu bara, karet, bubur kertas, dan kelapa sawit. Dr. Sukanto menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk, mengingat sumber daya alam sangat rentan terhadap guncangan eksternal dan isu lingkungan.
Sebagai solusi, Sumatera Selatan perlu melakukan transisi energi menuju ekonomi hijau dengan fokus pada sektor pertanian, limbah, industri, dan energi. Transformasi ekonomi dan pengembangan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru juga sangat diperlukan.
Selain itu, penguatan sektor digital kreatif yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mumpuni akan menjadi kunci sukses dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
LPP Sumatera Selatan memuat perkembangan perekonomian, yang memuat mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran. LPP Sumatera Selatan dipublikasikan Bank Indonesia setiap triwulan, yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Masyarakat dipersilahkan untuk dapat men-download melalui website Bank Indonesia atau dapat meng-klik pada tautan https://bit.ly/LPP_Sumsel. (**)